Langsung ke konten utama

Si Lopet

 

 

Akhir Bagi Lopet – Sang Monyet Egois

 

            Pada sore hari dimana langit jingga mengelilingi rumah kecil di sebuah pedesaan, tinggal seorang wanita paruh baya. Sekilas terlihat ada sebuah mobil yang berhenti di dekat rumahnya. Sebuah keluarga pun turun dari mobil tersebut, sang ayah beserta sang ibu yang menggendong seorang bayi, turun dari bagan mobil bagian depan, diikuti seorang anak kecil yang terlihat masih duduk di bangku SD. Mereka semua mampir ke rumah wanita paruh baya itu, yang belakangan di ketahui sebagai Nenek dari anak kecil itu.

            Kunjungan mereka tak lain dan tak bukan adalah untuk menitipkan sang anak kecil, Nisa, kepada sang nenek selama pekan liburan sekolah. Tak selang beberapa lama, keluarga itu pun pamit meninggalkan Nisa dengan Neneknya. Sang nenek sangat senang melihat cucunya yang datang untuk menemaninya. Nenek pun mengajak Nisa kedalam karena hari mulai gelap.

            Sembari masuk ke dalam, Nisa melihat sebuah boneka Monyet yang memegang beberapa buah dalam dekapan tangannya. Sontak Nisa melihat boneka itu dengan antusias dari dekat dan tak lama kemudian menanyakan neneknya, darimana ia mendapatkan boneka itu.

            Melihat antusias sang cucu, nenek pun dengan tersenyum mengatakan, itu adalah peninggalan dari mendiang ibunya dulu sewaktu ia masih kecil. Nenek berkata, “Sewaktu ibuk kasi itu ke nenek, ibuk juga menceritakan sebuah cerita tentang si Lopet”. Nisa pun bertanya, “Lopet? Lopet itu siapa nek?”.

            Nenek pun duduk diikuti dengan cucunya yang terlihat siap mendengar sebuah cerita. Nenek pun mulai menceritakan tentang Si Lopet.

            “Suatu ketika di hutam rimba, hiduplah seekor Monyet bernama Lopet. Dia dikenal sebagai seekor monyet yang nakal, tamak, dan egois. Lalu tibalah suatu hari dimana Lopet merebut buah-buahan dari monyet lain yang bukanlah miliknya. ‘Hey ini makananku, kenapa kamu mau ngambil yang bukan punyamu?’ Tanya monyet yang pemilik asli buah itu. Dengan angkuh Lopet menjawab, ‘Terserah dong, memangnya nggak boleh?!’. Karena tak ingin bertengkar, monyet yang pemilik buah itu pun mengalah dan membiarkan Lopet mengambil semua makanannya. “

            “Karena kesal dengan sikap Lopet yang egois, monyet yang buahnya dicuri itu pun mengadu kepada semua binatang lain di hutan rimba. ‘Dia itu egois, jadi jangan ada yang berteman dengannya. Kalau tidak, kalian yang akan kesusahan nantinya’, kata sang Monyet menasihati binatang-binatang yang dia temui. Sebagian besar binatang pun, mulai menjauhi Lopet karena tidak ingin berurusan dengannya. Dan hal itu membuat si Lopet merasa kesepian. Karena tidak betah di kucilkan, ia pun memilih untuk pindah ke daerah hutan seberang berharap ia mendapatkan perlakuan yang lebih baik dari daerahnya yang sekarang. “

 

            “Si Lopet pun berayun dari satu pohon ke pohon lainnya, sejenak ia beristirahat di bawah sebuah pohon. Wajah Lopet terlihat sangat murung saat itu, dan itu di perhatikan oleh seekor burung merpati. Tidak lama kemudian Merpati itu singgah di pohon yang Lopet gunakan untuk beristirahat. Merpati itu pun menyapa nya, ‘Hai kawan, kau terlihat sangat murung. Ada apa?’. Lopet pun dengan tertunduk menjawab, ‘Aku hanya lelah, Merpati. Semua binatang di Hutan tempat aku tinggal dulu, selalu menganggap aku nakal, suka menang sendiri dan apapun itu. Akhirnya aku memilih untuk meninggalkan mereka’. Burung Merpati itu pun menghibur si Lopet, ‘Tidak perlu sedih begitu, kalau kau mau aku bisa membantu mu.’ Kemudian Merpati menasehati si Lopet agar berubah dan tidak mengulangi hal yang sama.”

            Nenek menghentikan ceritanya sejenak dan bertanya kepada cucunya, Nisa, “Menurut Nisa, apa yang perlu opet lakukan saat mendengar nasihat dari merpati?”. Nisa pun dengan lugas menjawab pertanyaan sang Nenek, “Lopet harusnya dengar nasihat Merpati nek. Kalau dia dengarkan nasehat Merpati, Lopet bisa punya banyak teman!”.

            Mendengar jawaban sang cucu, Nenek tersenyum dan mengangguk. “Tapi sayang, tidak semua cerita berakhir seperti yang kita inginkan”, kata sang Nenek sembari mengelus kepala Nisa dan menceritakan yang terjadi pada si Lopet. “Karena Lopet egois, ia pun tidak mengindahkan nasehat yang Merpati berikan. Lopet pun melanjutkan perjalanannya menuju hutan seberang, tapi di perbatasan ia bertemu dengan Monyet pemilik buah yang pernah diganggu oleh Lopet. Awalnya mereka terlibat adu mulut tapi lama kelamaan, mereka menjadi berkelahi dengan hebat. Dan perkelahian itu, membuat Lopet jatuh ke jurang…”

            Sebelum sang Nenek mengakhiri ceritanya, ia melihat mata yang sedikit berkaca-kaca pada Nisa. Nenek pun bertanya, “Sejak si Lopet jatuh ke jurang, tidak ada kabar lagi akan keberadaannya di hutan mana pun. Menurut Nisa, bagaimana perasaan semua binatang termasuk yang dulu sempat Lopet ganggu?”. “Kalau Lopet dengerin si Merpati dia pasti gak akan bertengkar dan jatuh ke jurang, ya kan Nek?” ucap Nisa dengan nada sedikit kesal. Kemudian dia menjawab pertanyaan yang neneknya lontarkan, “Karena si Lopet udah gak ada kabar, kayaknya banyak binatang yang senang dan merasa damai…”

            Nenek yang mendengar jawaban penuh simpati dari sang cucu, membuatnya terharu dan mengatakan, “Nisa… Nisa tau gak, kalau Nisa mirip dengan Merpati? Merpati memberi nasihat demi kebaikan si Lopet. Tapi Nisa, tidak semua orang mau berubah atau mengikuti nasihat, dan kalau mereka tidak ikuti nasihat, Nisa jadi tahu bahwa itu bisa berakibat buruk bagi mereka” Nisa pun mengangguk. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 20:23, sang nenek pun mengajak cucunya itu untuk beristirahat.

            Sebelum tertidur, Nisa membisikkan sesuatu ke telinga sang nenek, “Nek, aku janji aku gak mau jadi seperti Lopet”. Mendengar itu, sang nenek tersenyum karena sang cucu mendapat pesan moral dari cerita yang ia berikan. Nenek pun memberikan kecupan dan mengucapkan selamat malam pada cucu kesayangannya itu.

 

            Pesan Moral : Jangan egois, nakal, dan mau mendengarkan nasihat.

 

 

 











Sumber : by Aisyah M (original)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Buku Best Seller dari Aghatha Christhie

 * Best Seller Book : Agatha Christhie 1. The Orient Express 2. Cat Among The Pigeons 3. Josephine's Diary (Crooked House) Siapa itu Agatha Christhie? Agatha Christhie adalah seorang penulis novel buku yang terkenal dengan karater fiksinya, yaitu Hercule Poirot dan Miss Marple. Jika ingin melihat contoh bukunya :  Contoh Buku Cat Among the Pigeons

New Update

  Postingan 2 Or

Hello World ~ Percobaan

Neophyte Here~